Kamis, 29 September 2016

CARA AGAR TIDAK BOSAN BERANGKAT SEKOLAH


Assalammualaikum Wr. Wb

 MALAS berangkat sekolah memang menjadi momok bagi para kalangan anak sekolah. Nah, kali saya mau sharing tentang cara agar anda yang tadinya males-malesan menjadi lebih suka berangkat sekolah denan rutin dan tepat waktu. Langsung saja ke tahap yang pertama...

1. Hindari begadang jika tidak ada maksudnya

Nah, hal ini yang menyebabkan orang menjadi malas berangkat sekolah, anda tau sendiri ketika begadang yang tidak terlalu penting samp[ai-sampai lewat larut malam, hal ini yang menyebabkan bisa ngantuk berat dan ini bisa menyebabkan malas belajar dan berangkat sekolah.

2. Kurangi bermain sampai larut malam

Ketika bermain ketempat teman usahakan jangan sampai larut malam. Hal ini yang akan menyebabkan malas berangkat sekolah.

3. Tidur tepat pada waktunya.

Sebaiknya anda tidur tidak melebihi dari jam 22.00 WIB.

Sebaiknya anda melakukan dari sekarang dengan rutin  biar anda terbiasa dengan pola hidup yang ceria, semangat, serta tidak malas-malasan ketika berangkat bersekolah.
Sekian saran dari saya, bila ada salah kata mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalammualaikum Wr.Wb

Minggu, 23 Februari 2014

Sistem Ekskresi



SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
E
kskresi adalah proses pengeluaran metabolisme yang sudah tidak diperlukan lagi bagi tubuh organime. Alat ekskresi dalam sistem ekskresi manusia antara lain: hati, paru-paru, kulit, ginjal, dan usus besar. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi. Alat-alat ekskresi pada manusia adalah : 

Sabtu, 22 Februari 2014

Protocol Computer




Protokol (komputer)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

P
rotokol adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer. Protokol dapat diterapkan pada perangkat keras, perangkat lunak atau kombinasi dari keduanya. Pada tingkatan yang terendah, protokol mendefinisikan koneksi perangkat keras.

Protokol perlu diutamakan pada penggunaan standar teknis, untuk menspesifikasi bagaimana membangun komputer atau menghubungkan peralatan perangkat keras. Protokol secara umum digunakan pada komunikasi real-time dimana standar digunakan untuk mengatur struktur dari informasi untuk penyimpanan jangka panjang.
Sangat susah untuk menggeneralisir protokol dikarenakan protokol memiliki banyak variasi di dalam tujuan penggunaanya. Kebanyakan protokol memiliki salah satu atau beberapa dari hal berikut:

Kamis, 20 Februari 2014

SEJARAH TELEPON GENGGAM



Telepon genggam
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

T
elepon seluler (ponsel) atau telepon genggam (telgam) atau handphone (HP) atau disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Badan yang mengatur telekomunikasi seluler Indonesia adalah Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI).

Sejarah Telepon Genggam

Penemu sistem telepon genggam yang pertama adalah Martin Cooper, seorang karyawan Motorola pada tanggal 03 April 1973, walaupun banyak disebut-sebut penemu telepon genggam adalah sebuah tim dari salah satu divisi Motorola (divisi tempat Cooper bekerja) dengan model pertama adalah DynaTAC. Ide yang dicetuskan oleh Cooper adalah sebuah alat komunikasi yang kecil dan mudah dibawa bepergian secara fleksibel.
Cooper bersama timnya menghadapi tantangan bagaimana memasukkan semua material elektronik ke dalam alat yang berukuran kecil tersebut untuk pertama kalinya. Namun akhirnya sebuah telepon genggam pertama berhasil diselesaikan dengan total bobot seberat dua kilogram. Untuk memproduksinya, Motorola membutuhkan biaya setara dengan US$1 juta. “Pada tahun 1983, telepon genggam portabel berharga US$4 ribu (Rp36 juta) setara dengan US$10 ribu (Rp90 juta).
Setelah berhasil memproduksi telepon genggam, tantangan terbesar berikutnya adalah mengadaptasi infrastruktur untuk mendukung sistem komunikasi telepon genggam tersebut dengan menciptakan sistem jaringan yang hanya membutuhkan 3 MHz spektrum, setara dengan lima channel TV yang tersalur ke seluruh dunia.